Bisakah Tubuh Mengalami Toleran Kafein?
Mengonsumsi kopi sambil nongkrong bersama teman memang meyenangkan. Atau, saat kamu harus lembur dan membutuhkan waktu fokus lebih lama, minum kopi bisa membantu mengatasi rasa lelahmu. Ya, kopi memang sudah menjadi minuman yang umum dikonsumsi sehari-hari. Apalagi saat ini kedai kopi sudah menjamur di mana-mana dengan banyak pilihan variasi kopi.
Namun, jika minum kopi menjadi kebiasaan, bagaimanakah efeknya pada tubuh? Mungkinkan tubuh pada akhirnya akan mengalami toleran kafein? Berikut penjelasannya!
Toleran kafein artinya reaksi tubuh terhadap kafein mulai melemah dengan dosis yang normal atau biasa dikonsumsi. Dan tubuh memang bisa mengalaminya. Seorang profesor dari pharmacology and toxicology dan director of the neuroscience program di Michigan State University menjelaskan mengenai hal ini dalam situs self.com.
Kafein pada dasarnya adalah obat yang dapat merangsang bagian otak yang berfungsi untuk mengontol fokus dan konsentrasi. Bagian otak ini juga bertindak sebagai reseptor untuk salah satu persinyalan otak yang disebut adenosin. Ketika bagian ini terpapar oleh kafein secara berulang atau rutin, apalagi jika dosisnya terus meningkat, maka kemampuannya sebagai reseptor semakin lama akan semakin berkurang. Atau bisa dikatakan dengan toleran terhadap kafein.
Situs healthline menjelaskan bahwa toleran terhadap kafein juga bisa memengaruhi 2 hal, yaitu:
- Tekanan darah
Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dalam tubuh tetapi jangan khawatir karena sifatnya hanya sementara. Namun, jika mengonsumsi kafein secara rutin, tubuh akan mengalami toleransi terhadap efek ini. Peningkatan tekanan darah yang terjadi juga tidak terlalu signifikan sehingga tidak berbahaya dan kafein juga tidak menyebabkan peningkatan detak jantung.
- Kinerja
Kafein dapat meningkatkan kekuatan otot dan juga dapat menunda munculnya rasa lelah. Kesimpulan ini didapatkan setelah dilakukan penelitian selama 20 hari terhadap 11 orang yang mengonsumsi kafein dosis rendah. Pada awal penelitian, para peserta mengalami peningkatan kinerja tetapi semakin lama mengalami penurunan secara bertahap.
Situs tersebut juga menjelaskan efek dari rutin mengonsumsi kafein terhadap kewaspadaan dan konsentrasi. Berbeda dengan efek toleran, pada 2 manfaat kafein tersebut yang terjadi justru kebiasaan mengonsumsi kafein akan membuat tubuh mengalami ketergantungan. Artinya ketika kamu berhenti mengonsumsinya, tubuh akan menjadi mudah lelah, mengantuk, dan juga bisa menyebabkan timbulnya sakit kepala.
Pertanyaan selanjutnya, apakah toleran kafein berbahaya?
Jawabannya adalah tidak. Toleran terhadap kafein tidak membahayakan kesehatan. Namun, kelebihan kafein yang justru bisa membahayakan kesehatan. Permasalahannya, ketika tubuh mulai toleran terhadap kafein, kamu mungkin akan mengonsumsi kafein dengan dosis yang semakin meningkat. Inilah yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuhmu. Itulah sebabnya, kamu harus tetap membatasi konsumsi kafein meskipun tubuhmu tidak mengalami reaksi apa-apa setelah mengonsumsi kafein.